Contoh Dan Cara Penanganan Hama Atau Organisme Pengganggu Pada Tanaman

Dalam sebuah artikel tentang sarana produksi dan teknik yang tepat dalam pembudidayaan tanaman sayuran pernah saya sampaikan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan panen, diantaranya yaitu kondisi tanaman, kondisi lingkungan, dan pemeliharaan. Hasil panen yang diperoleh dapat maksimal dan berkualitas apabila dipanen pada waktu yang tepat.

Disamping itu karena produk sayuran merupakan produk yang mudah rusak, maka diperlukan adanya penanganan khusus dalam hal teknik dan sarana produksi yang dipakai dalam melaksanakan pembudidayaan sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal.

Terkait dengan teknik budidaya tanaman sayuran yang merupakan proses menghasilkan bahan pangan berupa sayuran, dalam artikel tentang teknik budidaya tanaman sayuran dalam pelajaran Prakarya kelas VII yang mengacu pada Kurikulum 2013 juga pernah saya sampaikan bahwa proses menghasilkan bahan pangan berupa sayuran meliputi beberapa tahapan, yaitu 1) pembibitan, 2) pengolahan tanah, 3) penanaman, 4) pemeliharaan, 5) panen, dan 6) pasca panen. Yang mana apabila beberapa tahapan tersebut dilaksanakan dengan benar maka sangat mungkin akan mendapatkan hasil panen sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam hal pemeliharaan terdapat beberapa hal yang perlu dikerjakan, yaitu penyiraman, penyulaman, penyiangan, pembumbunan, pemasangan ajir, serta pemupukan, dan termasuk diantaranya adalah pengendalian hama atau organisme pengganggu tanaman. 

Pengendalian hama atau organisme penganggu tanaman sangat penting. Hal ini disebabkan karena apabila hama yang menyerang tanaman tidak terkendali, maka dalam waktu singkat tanaman pun akan rusak dan akhirnya bisa mati. Sebagai contoh dari hama atau organisme pengganggu tanaman di sini misalnya adalah seperti yang dapat Anda lihat pada video dan atau slideshow foto di bawah ini.

Dalam bahasa Jawa, hama tanaman seperti yang tampak pada slideshow foto di atas disebut dengan nama oteng-oteng. Hama tanaman jenis ini biasanya menyerang tanaman terung dengan cara memakan daunnya. Dan apabila hama jenis ini tidak dikendalikan, maka yang akan terjadi berikutnya pada daun tanaman terung adalah layu dan mati karena daun terung yang dimakan oteng-oteng menjadi berlubang kecil-kecil seperti yang tampak pada gambar atau slideshow foto di atas. Disamping itu karena daun terung belubang dimakan oleh oteng-oteng, maka proses fotosintesis pada tanaman pun akan menjadi terganggu sehingga secara otomatis juga akan mengakibatkan terganggunya proses produksi yang dihasilkan oleh tanaman.

Oteng-oteng seperti yang tampak pada gambar atau slideshow foto di atas dapat dikatagorikan sebagai oteng-oteng yang masih berbentuk larva. Karena apabila oteng-oteng telah memiliki wujud yang sempurna, maka oteng-oteng akan berbentuk seperti kepik kecil yang wujudnya dapat Anda lihat pada video di bawah ini.

Lantas apabila terjadi serangan hama seperti itu, maka bagaimana cara menanganinya? Apabila terjadi serangan hama seperti itu pada tanaman, maka praktik terbaik untuk menanganinya adalah dengan cara melakukan penyemprotan memakai pestisida. Hal ini disebabkan karena pestisida sangat berguna untuk mengendalikan serangan hama atau organisme pengganggu pada tanaman.