Contoh Limbah Organik Basah Yang Bisa Digunakan Untuk Membuat Mainan

Pernahkah Anda mengupas kulit buah jeruk bali seperti yang tampak pada gambar di samping? Jika Anda pernah melakukannya, maka tentulah Anda mengetahui bahwasanya buah jeruk jenis ini merupakan buah jeruk yang memiliki ukuran cukup besar dan memiliki kulit buah yang agak tebal, yang umumnya ketebalan kulit buah bisa mencapai lebih dari 1 cm.

Jeruk bali yang nama ilmiahnya yaitu Citrus grandis, C. maxima ini sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan Bali. Oleh sebab itulah lebih disarankan agar menggunakan nama “pamelo” yang berasal dari kata bahasa Inggris untuk menyebut nama jeruk jenis ini.

Jeruk jenis ini merupakan jenis tanaman buah yang terbilang tahan penyakit dan mampu beradaptasi dengan baik di daerah kering sekalipun. Perbanyakannya pun dapat dilakukan dengan cara yang relatif mudah, yaitu dengan cara pencangkokan dan dapat pula dilakukan perbanyakan dengan biji.

Berbicara tentang jeruk bali yang berkulit tebal dan umumnya memiliki ketebalan kulit buah lebih dari 1 cm ini, perlu diketahui bahwa kulit buah jeruk bali yang notabene dapat dianggap sebagai sampah dan termasuk dalam katagori limbah organik basah [lihat artikel tentang mengenal ragam karya kerajinan tangan dari olahan bahan limbah organik] ini lebih lanjut sebenarnya dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai bahan untuk membuat mainan tradisional sederhana. Dalam hal ini sebagai contoh mainan sederhana yang dapat dibuat dari pemanfaatan limbah organik basah berupa kulit jeruk bali misalnya yaitu seperti yang dapat Anda lihat dan tonton pada slideshow foto di bawah ini.

Melihat contoh model dan bentuk mainan yang dapat dibuat dari bahan sampah organik seperti di atas, bisa jadi kemudian Anda akan berpikir dan beranggapan bahwa ternyata mainan yang terbentuk terkesan sangat sederhana dan tradisional, sehingga bisa jadi Anda juga akan beranggapan bahwa mainan yang seperti itu bukanlah mainan yang bagus dan menarik.

Apabila dibandingkan dengan berbagai macam model dan bentuk mainan yang sekarang banyak beredar di pasaran, mainan seperti contoh di atas memang tampak kurang bagus, tidak menarik, dan terkesan kuno. Disamping itu mainan seperti contoh tersebut memang dapat pula dianggap sebagai mainan yang cepat rusak karena hanya terbuat dari bahan limbah organik basah. Akan tetapi walaupun demikian perlu diketahui bahwa mainan seperti itu sebenarnya merupakan suatu bentuk mainan yang apabila ditilik dari sisi berbeda tidaklah kalah bila dibandingkan dengan berbagai macam mainan modern di pasaran.

Ditilik dari sisi keamanan, mainan seperti itu bisa jadi lebih aman apabila dimainkan oleh anak-anak, karena bahan yang digunakan untuk membuatnya merupakan bahan alami yang tentu saja tidak memiliki risiko tinggi apabila dipakai. Selain itu apabila ditilik dari sisi pembelajaran, maka pembuatan mainan tradisional sederhana dengan menggunakan bahan dasar limbah organik seperti ini secara tidak langsung juga dapat melatih anak agar memiliki rasa cinta terhadap alam dan lingkungan.

Tidak hanya itu, mengenalkan anak pada pemakaian mainan sederhana yang bersifat tradisional secara tidak langsung juga dapat melatih anak agar nantinya tidak menjadi orang yang konsumtif terhadap pemakaian barang pabrikan. Disamping itu dengan mengenalkan anak pada pembuatan mainan seperti contoh tersebut dapat pula memberikan pengetahuan bagi anak tentang kebermanfaatan dari proses daur ulang dan juga dapat memberikan wawasan bagi anak tentang hal-hal yang bersifat tradisional yang selayaknya perlu dijaga dan dilestarikan.