Pernahkah Anda mencermati lirik atau syair lagu yang berjudul “Gubuk Asmoro” seperti di bawah ini?
Yen liwat aku kelingan,
gubug kae biyen tak nggo leren...
Neng cagak kebak tulisan,
warno abang tondo isih prawan...Jenenge gubug asmoro,
biyen kae tak nggo andum tresno...
Tanpo bantal tanpo kloso,
bot-abote ketaman asmoro...Gubug kae nyimpen wadi,
wiwit biyen tumeko saiki...
Gubug kae kebak crito,
wanci ratri nganti gagat rino...Catetan sak jroning ati,
datan luntur soyo merak ati...
Aku kowe dadi garwo,
mergo leren neng gubug asmoro...
Apabila lirik lagu tersebut di atas diartikan dalam bahasa Indonesia, maka lebih kurang artinya adalah sebagai berikut:
Kalau lewat aku teringat,
gubuk itu dulu aku pakai singgah (istirahat)…
Di tiangnya penuh tulisan,
warna merah tanda masih pera*wan…Namanya gubuk asmara,
dulu aku pakai untuk berbagi cinta…
Tanpa bantal tanpa tikar,
berat rasa dimabuk asmara…Gubuk itu menyimpan rahasia,
dari dulu sampai sekarang…
Gubuk itu penuh cerita,
waktu malam sampai pagi (siang)…Catatan di dalam hati,
tak kan luntur semakin (terasa) berbunga-bunga di hati…
Aku kamu jadi suami istri
karena singgah (istirahat) di gubuk asmara…
Nah, berdasarkan uraian di atas maka menurut Anda (sesungguhnya) bagaimana makna yang terkandung dalam lirik atau syair lagu Gubug Asmoro tersebut?
Terdapat 2 komentar pada artikel ini ▶
Sama kayak despacito dong.
@Handy rusandi berbagi73 Oh, saya malah kurag tahu...
Ngomong-ngomong, kalau boleh saya tahu, memangnya lagu despacito itu artinya (maknanya) gimana sih Bang?