Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik. Dimana berdasarkan perantara terjadinya proses penyerbukan, penyerbuk dibagi menjadi dua, yaitu penyerbuk abiotik dan penyerbuk biotik.
Contoh penyerbuk abiotik misalnya adalah angin dan air. Sedangkan contoh penyerbuk biotik misalnya adalah serangga dan kupu-kupu.
Proses penyerbukan bunga dengan perantara penyerbuk biotik diawali dari menempelnya serbuk sari saat hewan hinggap pada bunga, yang selanjutnya serbuk sari akan terbawa ke kepala putik dan terjadilah proses penyerbukan.
Sebagai gambaran tentang hal tersebut misalnya adalah proses penyerbukan dengan perantara penyerbuk biotik berupa kupu-kupu yang sedang menghisap nektar atau sari bunga, seperti yang dapat Anda tonton melalui tayangan video dalam artikel ini.
Sedikit terlepas dari masalah penyerbuk dan penyerbukan, apabila kita membahas tentang kupu-kupu, maka perlu diketahui bahwa hewan ini merupakan serangga yang tergolong dalam ordo Lepidoptera atau serangga yang bersayap sisik. Kupu-kupu umumnya aktif saat siang hari dan biasanya memiliki warna yang cemerlang.
Kupu-kupu terdiri dari banyak jenis. Bahkan di Pulau Jawa dan Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu.
Banyak yang percaya bahwa kupu-kupu memiliki umur yang sangat singkat. Akan tetapi sebenarnya kupu-kupu dewasa mampu hidup selama seminggu, bahkan hampir setahun tergantung pada spesiesnya.
Secara umum banyak yang menyukai kupu-kupu. Akan tetapi faktanya banyak pula yang merasa merasa jijik pada ulat. Padahal secara prinsip antara ulat dan kupu-kupu adalah makhluk yang sama. Hal ini disebabkan karena semua jenis kupu-kupu melalui tahap hidup mulai dari telur, ulat, kepompong, dan akhirnya berubah menjadi kupu-kupu, yang selanjutnya lebih dikenal dengan istilah metamorfosis kupu-kupu.
Kupu-kupu umumnya hidup dengan cara mengisap nektar atau madu bunga. Akan tetapi beberapa jenis diantaranya ada yang lebih menyukai cairan dari buah-buahan yang telah membusuk atau cairan dari tanah basah.