Dulu, beberapa tahun lalu bunga dan tanaman hias sempat menjadi sebuah tren dan sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan karena saking populernya tanaman yang semula tidak ada harganya atau tidak memiliki nilai ekonomis sama sekali akhirnya menjadi sebuah tanaman yang sangat dicari dan memiliki nilai jual atau harga yang sangat tinggi.
Bagaimana tidak, harga untuk sebuah talas hitam yang masih berupa tunas saja saat itu mencapai puluhan ribu dan bahkan ada pula yang harganya bisa mencapai ratusan ribu. Aneh bukan, padahal sebelum itu talas hitam atau yang biasanya juga disebut dengan nama senthe ireng ini bisa dikatakan sebagai tumbuhan liar yang tidak terurus dan seakan tidak memiliki nilai jual sama sekali. [Selengkapnya lihat artikel tentang bukan sebuah tanaman langka yang pernah ngetren dan populer di Indonesia ]
Sedikit cerita tentang tren bunga dan tanaman hias tersebut, dulu saudara saya sendiri pernah memiliki sebuah bunga gelombang cinta berukuran agak besar yang dibeli dengan harga mahal dan kemudian ditawar oleh seseorang dengan harga cukup tinggi. Akan tetapi karena saat itu bunga dan tanaman hias memang sedang menjadi tren di kalangan masyarakat, maka bunga itu pun tidak diberikan walau dibeli dengan harga lebih tinggi sekalipun. Alasan bunga itu tidak diberikan walau dibeli dengan harga tinggi tentu saja yaitu agar nantinya bisa mendapatkan harga yang lebih tinggi lagi apabila bunga itu semakin dicari dan diminati.
Tapi coba tebak apa yang selanjutnya terjadi? Tren bunga dan tanaman hias kemudian lenyap begitu saja bagaikan ditelan bumi karena telah muncul sebuah tren baru, yaitu tren pembelian dan pemakaian sepeda pancal atau sepeda angin jenis lama yang di daerah tempat saya tinggal biasanya disebut dengan nama sepeda onta.
Ketika sepeda angin jenis lama menjadi tren, saat itu harganya pun kemudian melambung menjadi cukup tinggi. Namun begitu berselang tidak lama kemudian tren ini pun kembali lenyap karena telah muncul sebuah tren baru di kalangan masyarakat luas, sehingga akhirnya harga sepeda pancal jenis lama pun kembali anjlok. Karena harga telah anjlok dan sudah tidak menjadi tren lagi, sepeda onta pun akhirnya kembali menjadi sesuatu yang tidak begitu diminati. Sama halnya dengan bunga gelombang cinta yang saya ceritakan di atas, karena sekarang sudah tidak populer lagi maka diberikan kepada orang lain secara gratis pun ternyata tidak ada yang mau menerimanya, sehingga akhirnya kini menjadi bunga yang dibiarkan begitu saja dan tak terurus lagi.
Dan kini muncul sebuah tren baru di kalangan masyarakat, yaitu tren tentang batu akik. Saat ini batu akik menjadi sebuah barang yang sangat diminati seperti halnya sepeda onta serta bunga dan tanaman hias yang telah menjadi tren sebelumnya. Bahkan karena saking populernya batu akik yang sebelum ini memiliki harga dengan kisaran antara puluhan sampai ratusan ribu, kini ada yang dibanderol dengan harga jutaan dan bahkan ada pula yang dibanderol dengan harga milyaran rupiah.
Tidak hanya itu, di masyarakat pun kini batu akik menjadi hal yang ramai diperbincangkan oleh orang dewasa, kalangan remaja, dan bahkan anak-anak pun tidak luput dari tren batu akik ini. Sementara itu di daerah tempat tinggal saya malah tidak jarang ada seseorang yang rela menelusuri sungai atau lereng pegunungan dengan maksud untuk mencari batu unik yang dapat dijadikan sebagai akik. Terkesan agak aneh memang, akan tetapi seperti itulah kenyataannya.
Sedikit terlepas dari hingar-bingar tentang batu akik yang saat ini sedang menjadi sebuah tren, beberapa waktu lalu saya menemukan seekor hewan unik yang memiliki wujud cukup aneh. Kenapa saya katakan aneh? Hal ini disebabkan karena hewan ini memiliki wujud yang sangat mirip dan menyerupai batu akik.
Ketahui bahwa satwa seperti yang dapat Anda lihat dan tonton pada video tersebut sebenarnya merupakan hewan sejenis ulat. Di daerah tempat saya tinggal, hewan ini biasanya disebut dengan nama “Uler Lintang”. Ketahui pula bahwa walaupun hewan tersebut tidak memiliki bulu (rambut) pada tubuhnya sehingga terkesan tidak begitu berbahaya, akan tetapi sebenarnya hewan ini merupakan jenis ulat yang sangat berbahaya. Kenapa demikian? Hal ini disebabkan karena apabila tersentuh oleh manusia maka bagian kulit yang bersentuhan akan menjadi terasa sangat panas seperti kulit yang terkena oleh remasan cabai. Sehingga apabila Anda menemukan ulat yang seperti ini, maka jangan sekali-kali Anda menyentuh atau bahkan memegangnya.
Selanjutnya apabila kita kembali pada berbagai hal yang saat ini sedang menjadi tren di kalangan masyarakat, maka berdasarkan uraian di atas dapat diambil sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan sebagai pelajaran bahwa ada baiknya bagi kita bila tidak ikut dan terjebak dalam hingar-bingar tren sesaat yang bisa jadi dapat mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri khususnya serta bagi orang lain pada umumnya.
Pelajaran lain yang dapat diambil dari hal tersebut yaitu lebih baik berusaha untuk menjadi diri sendiri daripada berusaha untuk menjadi seperti orang lain. Oleh sebab itulah apabila saat ini ada begitu banyak orang yang sedang dilanda demam batu, maka saya lebih memilih untuk demam pada hobby saya sendiri yaitu ngeblog serta membuat video untuk diunggah ke YouTube, karena memang itulah yang menjadi kegemaran saya selama ini.
Bagaimana dengan Anda?