Mohon Tunggu Proses Memuat Konten Halaman

Terbaru

0
Tgl. 21 Maret 2017

Mekanisme Sistem Pertahanan Diri pada Kodok Kenthus (Bukan Katak)

Foto Kodok Kenthus

Kata “kodok” merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk menyatakan nama atau sebutan bagi seekor hewan amfibi pemakan serangga yang dapat hidup di air maupun di daratan. Dalam bahasa Jawa kata “kodok” sendiri merupakan singkatan dari “teka-teka ndhodok” yang artinya dalam bahasa Indonesia lebih kurang yaitu, “tiap kali datang selalu dalam posisi jongkok”.

Secara ilmiah binatang amfibi jenis ini dibedakan menjadi 2 (dua). Yang pertama disebut sebagai “kodok” dan yang kedua disebut dengan nama “katak”.

Walaupun hewan tersebut sebenarnya adalah binatang yang sejenis dan serupa, akan tetapi keduanya memiliki kebiasaan dan ciri fisik yang agak berbeda.

Kodok memiliki kulit yang relatif kasar, kaki belakang tidak terlalu panjang, dan lebih sering berada di daratan. Sebagai contoh misalnya adalah kodok bangkang (bangkong kolong) dan kodok kenthus.

Sementara itu katak memiliki kulit yang relatif halus, licin, kaki belakang cukup panjang, dan selama hidupnya lebih sering berada di air. Sebagai contoh misalnya yaitu katak sawah.

Terlepas dari perbedaan antara katak dan kodok, perlu diketahui bahwa hewan ini memiliki mekanisme dan sistem pertahanan diri yang bervariasi. Mulai dari melompat jauh untuk menghindar dari pemangsanya, mengeluarkan racun dari kelenjar yang terdapat pada kulitnya; dan bahkan ada pula yang bisa menghasilkan semacam lendir pekat dan  lengket yang dapat melekat erat pada mulut pemangsanya sehingga akan sulit untuk dibuka.

Namun demikian perlu diketahui pula bahwa dari berbagai macam cara tersebut sepertinya ada satu hal yang masih luput dari pengamatan. Dalam hal ini tepatnya yaitu yang terjadi pada kodok kenthus.

Selain dengan cara melompat untuk mempertahankan diri dari pemangsanya, saat merasa sedang terancam kodok kenthus juga akan menggembungkan tubuhnya sehingga kemudian tampak menjadi bulat menggelembung seperti batu. Cara inilah yang biasanya digunakan oleh kodok kenthus untuk mengelabuhi pemangsanya apabila sedang terpojok. Selanjutnya apabila si pemangsa sudah lengah, maka kodok kenthus pun akan melompat jauh untuk melarikan diri.

Sebagai gambaran dari hal tersebut misalnya yaitu seperti yang dapat Anda lihat dan saksikan pada tayangan video di bawah ini.

Katagori: