Banyak sekali ulasan berupa artikel atau video di internet yang menyatakan bahwa daun insulin atau yang memiliki nama latin Smallanthus Sonchifolius seperti pada tayangan video di bawah ini memiliki beragam khasiat dan manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Dalam hal ini salah satunya yaitu dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit diabetes.
Bahkan banyak pula yang menyebutkan bahwa daun insulin juga kaya antioksidan, berkhasiat menyehatkan ginjal, kandung kemih, dapat menurunkan tekanan darah tinggi, dapat digunakan untuk mengobati penyakit hati, tenggorokan, dan memiliki efek prebiotik, serta anti bakteri atau anti mikroba.
Namun demikian yang menjadi pertanyaan adalah, “Benarkan daun insulin atau yakon dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit di atas?”.
Dalam sebuah studi, Perpustakaan Nasional Kesehatan AS menyebutkan:
Yacon [Smallanthus sonchifolius (Poepp. & Endl.) H. Robinson, Asteraceae] is an Andean species that has traditionally been used as an anti-diabetic herb in several countries around the world, including Brazil. Its hypoglycaemic action has recently been demonstrated in normal and diabetic rats. However, studies about the safety of prolonged oral consumption of yacon leaf extracts are lacking. Thus, this work was undertaken to evaluate the repeated-dose toxicity of three extracts from yacon leaves: the aqueous extract (AE) prepared as a tea infusion; the leaf-rinse extract (LRE), which is rich in sesquiterpene lactones (STLs); and a polar extract from leaves without trichomes, or polar extract (PE), which lacks STLs but is rich in chlorogenic acids (CGAs).
yang artinya dalam bahasa Indonesia lebih kurang adalah sebagai berikut:
Yacon [Smallanthus sonchifolius (Poepp. & Endl.) H. Robinson, Asteraceae] adalah spesies Andes yang secara tradisional digunakan sebagai ramuan anti-diabetes di beberapa negara di seluruh dunia, termasuk Brasil. Tindakan hipoglikemiknya baru-baru ini telah ditunjukkan pada tikus normal dan diabetes. Namun, penelitian tentang keamanan konsumsi oral daun yacon yang berkepanjangan kurang. Dengan demikian, pekerjaan ini dilakukan untuk mengevaluasi toksisitas dosis berulang dari tiga ekstrak dari daun yacon: ekstrak air (AE) disiapkan sebagai infus teh; ekstrak daun-bilas (LRE), yang kaya akan sesquiterpene lactones (STLs); dan ekstrak polar dari daun tanpa trikoma, atau ekstrak polar (PE), yang kekurangan STL namun kaya akan asam chlorogenic (CGAs).
Dari studi tersebut di atas diperoleh kesimpulan:
The renal damage was associated with increased blood glucose levels after prolonged oral administration of the AE. This observation suggested that the hypoglycaemic effect observed after treatment for 30 days in an earlier study is reversible and was likely the result of renal injury caused by the toxicity of yacon. Because STLs were detected in both AE and LRE, there is strong evidence that these terpenoids are the main toxic compounds in the leaves of the yacon. Based on our results, we do not recommend the oral use of yacon leaves to treat diabetes.
yang artinya dalam bahasa Indonesia lebih kurang adalah sebagai berikut:
Kerusakan ginjal dikaitkan dengan peningkatan kadar glukosa darah setelah pemberian oral AE secara berkepanjangan. Pengamatan ini menunjukkan bahwa efek hipoglikemik yang diamati setelah pengobatan selama 30 hari dalam penelitian sebelumnya dapat dibalik dan kemungkinan akibat cedera ginjal yang disebabkan oleh toksisitas yacon. Karena STL terdeteksi pada AE dan LRE, ada bukti kuat bahwa terpenoid ini adalah senyawa beracun utama di daun yacon. Berdasarkan hasil kami, kami tidak merekomendasikan penggunaan daun yacon secara oral untuk mengobati diabetes.
Nah, berdasarkan uraian di atas maka berhati-hatilah bila mengonsumsi daun insulin atau yakon. Sebab untuk penggunaan jangka panjang secara oral, ternyata daun insulin atau yakon malah dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kerusakan pada ginjal.